Tengah malam sekarang, saya kembali terlihat bego, ada hal yang tidak menggantung di otak kanan . Memikirkan semua impian yang pernah terlintas melewati ubun ubun. Padahal tadi, beberapa menit yg lalu saya masih tampak menawan, waktu masih chating dengan kiki.
Saya lihat dia OnLine, langsung saja saya sapa dan meminta supaya dia jangan dulu tidur cepat. "Temani saya ngobrol ki", kata saya.
Permintaan kecil itu dikabulkan, maka terjadi sebuah obrolan singkat, dan saya menikmatinya. Bahkan saya mau membayangkan dia berceloteh atas setiap kalimat yang dia ketikkan, namun tidak bisa, karena memang kami belum pernah ketemu, saya belum pernah menatap matanya.
Obrolan itu cuma bisa menelurkan 60-70 baris kalimat sampai akhirnya dia minta pamit, "Sudah nggak kuat lagi", katanya. Yah sudahlah, silahkan duluan bermimpi, setelah sebelumnya saya kasih ke dia sebuah kalimat peringatan. Peringatan atau sebuah anjuran ? terserah dia mau menilai apa, dia juga menanggapinya dengan candaan koq.
Obrolan singkat tadi cukup berisi, menjadi sebuah teguran, bahwa masih banyak yang harus di kejar, angan angan yang dulu ada, akhir akhir ini sudah tidak berasa lagi, perlahan lahan mulai terlupakan entah mereka tercecer dimana, tersangkut di semak semak saat kita melaju di tikungan tajam ataukah tanpa sadar kita sendiri yang membuangnya di tong sampah perempatan jalan.
Cita cita itu harus segera diraih, mungkin sulit, karena kita sendiri yang menggantungnya di tempat yang terlalu tinggi. tempat yang tidak mudah untuk dijangkau.
Oh..., saya jadi tahu alasannya, kenapa dia disebut cita cita, karena seandainya saja mudah diraih, mungkin dia akan disebut layangan putus (yg tersangkut di tiang listrik dekat rumah).
*Makasih ki, Kita memang harus berjaya, jangan cuma soneta saja yang bisa. :-)*
Saya lihat dia OnLine, langsung saja saya sapa dan meminta supaya dia jangan dulu tidur cepat. "Temani saya ngobrol ki", kata saya.
Permintaan kecil itu dikabulkan, maka terjadi sebuah obrolan singkat, dan saya menikmatinya. Bahkan saya mau membayangkan dia berceloteh atas setiap kalimat yang dia ketikkan, namun tidak bisa, karena memang kami belum pernah ketemu, saya belum pernah menatap matanya.
Obrolan itu cuma bisa menelurkan 60-70 baris kalimat sampai akhirnya dia minta pamit, "Sudah nggak kuat lagi", katanya. Yah sudahlah, silahkan duluan bermimpi, setelah sebelumnya saya kasih ke dia sebuah kalimat peringatan. Peringatan atau sebuah anjuran ? terserah dia mau menilai apa, dia juga menanggapinya dengan candaan koq.
Obrolan singkat tadi cukup berisi, menjadi sebuah teguran, bahwa masih banyak yang harus di kejar, angan angan yang dulu ada, akhir akhir ini sudah tidak berasa lagi, perlahan lahan mulai terlupakan entah mereka tercecer dimana, tersangkut di semak semak saat kita melaju di tikungan tajam ataukah tanpa sadar kita sendiri yang membuangnya di tong sampah perempatan jalan.
Cita cita itu harus segera diraih, mungkin sulit, karena kita sendiri yang menggantungnya di tempat yang terlalu tinggi. tempat yang tidak mudah untuk dijangkau.
Oh..., saya jadi tahu alasannya, kenapa dia disebut cita cita, karena seandainya saja mudah diraih, mungkin dia akan disebut layangan putus (yg tersangkut di tiang listrik dekat rumah).
*Makasih ki, Kita memang harus berjaya, jangan cuma soneta saja yang bisa. :-)*
10 Comments:
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
klo masih banyak anganmu yg tercecer, kerahkan semua tenagamu untuk kumpulkanki.. jangan biarkan tercecer hanya karena ko merasa tidak mampu.. tidak akan pernah ko tau mampu ato tidak jika tidak ko coba... masih blom basi klo itu angan dipungut kembali dari tong sampah..
sama seperti yg sy akan lakukan dalam waktu dekat.. angan yg sebenarnya sudah ada di TPA (tempat pembuangan Akhir), tp sy terus mengais ditumpukan angan yg lain.. sampai sy bisa dapat, mencari jalan kesana.. dan ketika sy temukan jalannya, masih juga ada rintangan..
tp sy nda menyerah..tidak semudah itu sy buang kembali itu angan, membiarkannya kembali tercecer atau tersangkut, padahal sy sudah capek2 mencari..
dan disinilah sy skg..bentar lagi insya Allah..angan itu akan diwujudkan..klopun mgk nanti tidak terwujud, setidaknya sy udah mencoba..dan biarkan Tuhan memainkan tanganNya untuk angankuu
banyaknya bicaraku deyh
hihihih
bahh dapat k tempat posting baru, jadi sekalianmi sy posting disini juga hahahahahha
mudah2an yang punya blog mo terima k dengan ikhlas :P
hayyyaaaaaaa ngeriku mi!
btw dah pernah baca 5 cm? pasti sudah baca dong.
saya setuju dengan apa yang diceritakan dinovel itu
menurutku angan2 itu jangan kita gantungkan jauh dan terlalu tinggi karena bisa jadi angan itu susah untuk diraih atau tercecer dimana seperti yang asrul bilang
letakkan anganmu itu 5 cm di depan matamu sehingga km bisa terus lihat dan tidak lupa dengan anganmu itu, selama kita terus berusaha Insya Allah akan diberi kemudahan
@Inart : nda usah sy tanggapi karna inart cm comment ke tulisannya bersama angan
@namaku bukan angan : boleh sekali, ikhlas koq
@fina : 5 Cm blm baca fin, kemarin pikir2 beli, yg smpulnya aneh kan?warna hitam.
Iya, cita2 boleh tinggi, namun harus tetap fokus dan selalu mengoptimalkan potensi diri biar bisa digapai itu yg namanya layangan, eh salah, cita cita :-)
Dan intinya kita butuh teman yg selalu mengingatkan dan mensupport.
mau k kasi pindah ki ke blogku,tp nda tau bagemana memulainya..nda tau k menulis yang baek bela..taunya cuma koment ji..
untung ikhlas jako hihihi yihaaaaaaaaaaa