Blogger Template by Blogcrowds

Sebuah Mimpi

Ketika dahi menyentuh kerikil kerikil yang terhampar di permukaan bumi, derai air mata tak bisa ditahan tahan lagi, mengalir deras. Di samping saya, seorang duduk bersimpuh ikut menangis sesegukan. Dia teman saya, yg tadi menuntunku mencari sumber cahaya matahari, menemukan arah yg tepat untuk segera melakukan sujud syukur.

Sikapnya yg tadi membuat penilaian saya kepadanya selama ini berubah total. Sebuah pelajaran, bahwa tidak selamanya seseorang akan selalu bersikap kurang baik, ataupun sebaliknya. Dia juga yg tadi membantu membopong tubuh saya keluar dari kendaraan yg saya tumpangi, ketika  kendaraan itu hampir masuk ke jurang. Maut yang hampir saja datang menjemput. Rasa syukur yg tidak terhingga saya ucapkan, sebab diantara sekian banyak penumpang, cuma saya yang tidak mengalami luka sedikitpun, ketika mobilnya terjungkal balik mengarah ke tebing jurang.

Saya tidak tahu kenapa teman saya itu tiba tiba ada di tempat itu juga, padahal dia bukan salah satu penumpang di dalam mobil itu. Yah, namanya juga mimpi. Tapi mimpi kali ini sarat akan sebuah pesan. Eh, salah lagi, bukan sebuah, tapi banyak pesan. Dan akhirnya saya menuliskannya di blog ini ketika tangisan di dalam mimpi itu masih saja terasa.

0 Comments:

Post a Comment



Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda