Blogger Template by Blogcrowds

Kapan lagi kutulis untukmu
Tulisan tulisan indahku yg dulu
Pernah warnai dunia
Puisi terindahku hanya untukmu

Mungkinkah kau kan kembali lagi
Menemaniku menulis lagi...........
..............................................
(puisi-jikustik)



Meski tali nomor satunya putus. Petikan gitar saya yg terkadang bernuansa dangdut. Toh, dirimu tetap menikmatinya dengan sesekali ikut bernyanyi.
Dan malam itu, untuk pertama kalinya Hati kita terbalut rasa bahagia.(wadduh..so sweet)
(Suatu malam yang telah lama berlalu.......,sabtu malam.......,di Komp.Taman Sudiang Indah)

Sekarang, Malam ini, mau nyanyi nyanyi lagi. Sendiri, Masih dengan gitar yang sama.


*Aaarrgghhh...,mungkin ini efek dari nonton Kabar Petang nya TV-One barusan, yg menayangkan adegan Romantisnya Bang Roma & Rika Rahim di Film "Satria Bergitar".



Sebuah peristiwa yang tidak begitu penting untuk ditulis, tapi karena mau, makanya saya tulis, lagipula ini blog saya. Saya adalah raja disini.:-)
Kini saatnya kembali bercuap cuap panjang lebar, tapi sebelumnya saya minta maaf jika ada yang merasa terganggu
---------------------------------------------------------------------------------------

Terdengar sebuah suara dari alat pengeras suara Mesjid dekat rumah. Bukan suara Adzan pastinya, karena menggunakan bahasa Indonesia dan nadanya tidaklah indah. Lagipula Shalat Isya baru saja selesai dilaksanakan, dan waktu Sholat Subuh juga masih lama. Oh, Itu adalah suara salah seorang pengurus Mesjid yang menghimbau warga kompleks untuk datang ke sana, katanya ada sesuatu hal yang ingin dibicarakan. Mencoba menjadi warga yang baik, makanya meniatkan datang ke sana secepatnya, sehingga hidangan makan malampun tidak bisa diresapi.

Sudah banyak warga yg berkumpul,membentuk sebuah lingkaran besar, bercampur semuanya. tak ada pembatas antara pria dan wanita atau istilah lainnya tdk ada hijab antara ikhwan dan akhwat. Saya memilih untuk duduk dekat pintu saja karena suhu udara malam yg panas, juga karena kalau nanti tiba tiba saya diserang rasa kantuk dan jenuh, tinggal melangkah beberapa centimeter , tubuh saya sudah bisa berada di luar mesjid.

Pas duduk bersila, nampak di depan saya duduk seseorang yang.........,yang........kayaknya saya kenal.......eh, itu...anu.....yang biasa saya lihat photonya di baliho baliho besar di perempatan kota,iya benar sekali. ini dia orangnya, salah seorang dari beberapa orang yg berkeinginan memimpin Kota Makassar. Pasti.....pasti.....mau berkampanye di sini. Di Mesjid, Tempat ibadah saya, tempat Ibadahnya orang Muslim. Saya kecele, rasanya Mau pulang tidur saja di rumah, tapi alangkah tidak sopannya juga kalau saya tiba tiba beranjak keluar, setidaknya menghormati Pak Haji sebagai orang yang dituakan,sebagai Pembina Remaja Mesjid Baiturrahman, Biarkan saja diri saya tetap disini, paling paling masuk di telinga kanan keluar di telinga kiri, karena memang saya tidak telalu tertarik sama yg namanya begini beginian,(politik politikan), ya...hitung hitung juga bisa melihat bagaimana cara orang ini berkampanye, mati matian meyakinkan orang. Terakhir saya ikut kegiatan propaganda seperti ini waktu kelas 6 SD, waktu itu, oleh guru kami, semua siswa digiring ke sebuah lapangan menyaksikan penampilan Harmoko berduet dengan seorang artis ibu kota berkoar koar di atas panggung yg berlatar belakang gambar pohon beringin. Dan sepertinya malam ini akan menjadi yang kedua kalinya.

"Sebenarnya kedatangan kami disini bukan untuk berkampanye, melainkan untuk memberikan informasi dan penerangan terkait dengan pelaksanaan pilkada, masyarakat harus cermat dalam memilih, jangan sampai asal pilih saja". Begitu kira kira salah satu kalimat pembuka orang itu, Beliau, Sang calon, yang ditanggapi oleh beberapa warga dengan manggut manggut. Ngomong panjang lebar dengan alunan retorika yang mengucur deras, sesekali diiringi teriakan dukungan dan tepuk tangan beberapa warga. Saya yakin beberapa warga itu adalah pendukungnya, karena kalau tidak, bodoh sekali mereka mau berteriak dan melakukan aksi tepuk tangan, di dalam Mesjid pula,dan alangkah lebih bodohya lagi mereka yg cuma hanya ikut2an meneriakkan dukungan. Mereka mungkin khilaf atau tidak tahu tentang apa yg mereka lakukan ( Ya Allah beritahulah mereka dengan cara-MU sendiri agar mereka tahu fungsi Mesjid yang sebenarnya. dan Ampunilah saya yang sangat lemah). Intinya, selama kurang lebih 30 menit, Sang Calon ini mengungkapkan kelebihan kelebihan diri, bahwa beliau spesial dibandingkan dengan calon lainnya. Sebuah alasan klasik bahwa beliau masih memiliki jadwal di tempat lainnya menjadi penutup acara itu setelah sebelumnya masih sempat menjawab sebuah pertanyaan dari Ketua RT sebagai wakil dari warga dan sebuah janji bahwa beliau akan membangun menara mesjid kompleks kami. (semacam suapkah yg seperti ini?, Ingat, yang disuap dan menyuap sama sama masuk neraka. Naudzubillah).

Dan Seandainya saja saya tadi ditodong, dipaksa untuk bertanya sesuatu hal kepada beliau, barangkali saya akan berkata; "Apakah bapak benar benar Ikhlas berdoa , meminta kepada Allah agar Kota Makassar terhindarkan dari Murka-NYA ketika Bapak berada di padang Arafah ? Seperti yang pernah saya baca di spanduk spanduk Bapak yang tersebar beberapa bulan yg lalu, bahwa Bapak telah berdoa untuk kota kami?".

Sebenarnya Saya tidak mengharapkan jawaban atas pertanyaan itu, karena ikhlas adalah permainan hati, bukan pada ucapan di lidah,apalagi yang tertoreh pada sebuah spanduk dan baliho. Biarkan hati saja yang menjawabnya.


I........I

Perasaan lelah plus rasa ngantuk tiba tiba datang menghantam, Jadinya memutuskan untuk tidur tidur ayam sejenak, selang beberapa saat, bunyi dari M65 memaksa saya untuk membuka mata membaca sebuah pesan singkat. Sebuah " sms gembira". Ho..ho..ho....rejeki belumlah terputus, tanda bahwa saya masih hidup dan itu artinya saya harus bangun bergerak dan bekerja lagi. Karena diam dan tak bergerak adalah ciri utama benda mati.

Segelas air yang dicampur dengan sedikit garam, kemudian diminum maka akan terasa asin. Bandingkan dengan Air di danau yang meski telah ditaburi dengan banyak garam, maka airnya tidak akan berasa jika diminum. Karena apa ? Karena danau itu luas dan lapang. Senyawa NaCl itu tidak mampu mengubah unsur unsur air pada danau itu. (secara nggak ngaruh gitu lho..., hehehe). Sama halnya dengan manusia, jika hati lapang,semua cobaan dan derita yang menimpa akan terasa ringan. Sebaliknya jika hati sempit, maka cobaan sekecil apapun akan sangat terasa.

Begitulah kira ki
ra inti Khutbah Jumat hari ini yang diambil dari sebuah kisah Ibnu Sina. Mengingatkan kembali akan kejadian kemarin. Malam itu, ingin sekali rasanya meninggalkan ikhlas sejenak, jauh di belakang. Adanya secuil hak saya yang tiba tiba terpinggirkan adalah sebabnya. Tapi sudahlah, biarkan dia (orang yang khilaf,yang sangat pede merasa mempunyai hak atas barang itu) menikmatinya. Puaskan dirimu. Dan biarkan hati ini terus mencoba menjadi seperti danau.



"Dan buat
Bella, temanku,terima kasih atas kebaikannya itu, jaga baik baik itu Haier C2000 mu, jangan sampai hilang".

Karma

Dengan sedikit erangan, mencoba ereksi dan kemudian kembali duduk manis sambil intropeksi diri, bahwa perkataan yang terucap tadi pagi telah menorehkan sedikit cacat di hatinya. Beberapa ratus detik sebelumnya, hati kecil berbisik bahwa yang tadi itu salah, tapi "hati besar" dan ego diri tetap saja mencoba mencari pembenaran, dan ternyata sekarang ?? ( Dassaarr...hati kecil memang tidak pernah bohong ).Saatnya karma turun tangan menasehati dan membuktikan semuanya.
Syukur syukur hanya kaca spion saja yang pecah saat motor membungkuk menyapa aspal depan Pintu II Kampus UNHAS, bukan kepala yang pecah dan luka, seluka hatinya. Maafkan. Tuhan masih sayang saya, bahkan semua hambanya pasti masih disayang oleh-NYA.saya yakin dan percaya itu,kenapa ?karena saya bukan orang kafir.Insya Allah. :-)

ps:
Pas 3 bulan yang lalu saya mulai disini, dan sekarang disini sudah 30 judul yg bisa diposting. Alhamdulillah ada yg bisa dicapai.:-P


Buta

Tidak terasa sudah terhitung 5 hari sejak hari pertama masuk kerja setelah libur lebaran. Saya belum terlalu disibukkan dengan pacuan progress karena sesuatu dan lain hal yg katanya ada kaitannya dengan masalah internal "customer" kami di kantor pusat. jadi, serasa masih suasana liburan,beda cuma tidak ada acara tidur siangnya :). Kebanyakan waktu hanya saya habiskan duduk duduk manis di kursi kerja saling "pandang pandangan" dengan notebookku yang statusnya masih property kantor. Resolusi monitornya yang cukup tinggi membuat saya sesekali mengalihkan pandangan keluar jendela, menembus hingga ujung pantai losari, yang padahal sebenarnya bukan ujung, hanya karena keterbatasan dari indera penglihatan ini yang membuatnya seolah olah seperti itu.

Di saat seperti ini saya akan larut dengan keindahannya, riak ombak berkejaran seakan berlomba untuk menjadi juara pertama yg mencapai bibir pantai.Seakan tidak mau kalah sama "sang" caleg yang berlomba untuk bertengger di kursi senayan. Birunya laut, warna biru yang sebenarnya yang sangat jarang saya temukan ada pada benda benda lain disekitar saya. Tapi dulu, biru seperti ini pernah kumiliki sama seseorang "biruku" yang kini telah jauh sejak 2 tahun yang lalu (Miss her). Tampak pula perahu perahu nelayan yg tampak kecil sebagai pelengkap sebuah ekosistem air. Kira kira apakah keindahan itu dapat juga saya rasakan ketika saya memandangnya dari puncak gunung yang tinggi ? mungkin tidak, mungkin juga lebih indah, saya tidak pernah mencobanya, yang saya tahu semakin kita mendekat ke laut, warna birunya semakin tidak terlihat dan bahkan akan hilang, karena itu hanyalah sebuah permainan pantulan sinar matahari dengan langit biru yang ada diatasnya.

Tuhanku memang Maha Jago, Maha Pemberi keindahan dan Pemberi anugrah berupa sepasang bola mata yang dipakai untuk menikmati keindahan keindahan lain dari-NYA. Dan sekarang saya bersyukur tidak dibutakan mata, dan semoga saja saya tidak akan pernah dibutakan hati.

Sepasang mata ini masih saja tergelincir masuk kedalam keindahan itu sampai akhirnya disadarkan oleh teguran seorang teman (berkeyakinan nasrani) " kau lupa hari ini jumat? tidak pergiko sholat kah? ". Adzan yang dari tadi terdengar mengiringi langkahku menuju mesjid dekat kantor. Rasanya mau mengadu. Ya Allah, sudah 5 hari, apakah saya makan gaji buta lagi hari ini?.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda